Rabu, 20 Mei 2015

CERPEN

ini post-an kedua aku, semoga ada yg suka....
cerpen" aku memang dihiasi kisah percintaan remaja, lebih banyak kisah sedih dan galau....
seperti apa yg kualami, aku hanya dapat menulis sswtu yg telah kualami jadi mian klo kisahnya gc sesuai keinginan..... ^_^
                                        WHEN YOUR HEART?










                                                     







                           By: AsokaPutri
          Ketika seluruh duniaku tak lagi dapat terlihat tanpa adanya dirimu saat itulah kau pergi, ragamu mungkin tetap disini tapi hatimu tak lagi disini tuk menemaniku seperti dahulu, entah apa yang kini tengah ada dalam fikiranmu karena aku bagai tak lagi dapat membacanya, ikatan yang dahulu sempat kau kaitkan padaku bagai telah terputus tepat ketika sikapmu mulai berubah, mungkinkah semua itu karena kau tak lagi mencintaiku? Atau mungkin kau telah berpaling dariku? Aku tak dapat melakukan apa-apa, bahkan jika semua itu benar terjadi tak ada hal yang sanggup tuk kulakukan dan dapat kukorbankan, kini aku telah tak memiliki apapun didalam hidupku karena kau yang menjadi satu-satunya yang kumiliki kini menghilang dari hidupku, kepergianmu yang membuatku tak lagi tau apa artinya diriku kini? Hidup dan matiku bergantung padamu, dan jika benar kini aku tak lagi berarti lalu apalah artinya aku hidup jika hanya ada rasa sakit yang terus kurasakan, bahkan untuk membayangkannya saja telah sangat menyiksa dan menyakiti batinku.
          Aku terdiam disudut kelas yang sepi, tempat dimana kita biasa menghabiskan waktu bersama tak lagi dapat kunikmati, hanya dapat terdiam menatap sekeliling kelas yang sepi ini tanpa sedikitpun kata yang keluar dariku, bahkan aku seakan enggan untuk kembali bernafas, rasanya sesak dan begitu sesak hingga aku merasa semua ini benar-benar menyiksaku, apakah akan semenyakitkan ini kehilanganmu? Aku lantas berjalan keluar kelas, melangkah lunglai dengan pandangan kosong yang memenuhi kedua bola mataku yang berbinar, airmata yang mendesak keluar tak lagi berarti bahkan sekalipun ia mengalir saat ini tak masalah bagiku, bahkan jika semua orang akan menganggapku aneh karena menangis tanpa sebab itupun sama sekali tak masalah bagiku karena diriku yang sekarang telah tak lagi pantas hidup didunia ini. Tiba-tiba langkahku terhenti tepat ketika kudapati seorang pria yang tengah duduk bersama wanita yang kukenal, pria yang selama ini menjadi alasan bagiku untuk tetap hidup, pria yang harus ada disisiku untuk membuatku sanggup menjalani kehidupanku secara normal, dan kaulah pria yang telah membuat begitu banyak dan menyakitkannya luka didalam hatiku saat ini. Tanpa membuang waktu langsung kuhampiri tempat kau dan dirinya duduk, dengan amarah dan kesedihan diwajahku aku tak lagi kuasa untuk berkata, airmata yang telah menetes sejak aku belum berada disini dan amarah yang datang tepat ketika melihatmu bersamanya. Ini bagaikan mimpi buruk yang tak pernah kuinginkan, bahkan tak ada satupun di dalam saat ini yang ingin tuk kuingat walau hanya sedetik saja. “ beginikah dirimu yang sekarang? Melupakan seseorang dengan begitu saja dan membuangnya ketika ia telah tak sanggup bernafas tanpamu, begitu jahatnyakah dirimu hingga kau tega melakukannya padaku, apakah selama ini aku tak pernah berarti bagimu?” ucapku yang langsung membuatmu terdiam, namun tak ada respon darimu hanya terpaan dari angin yang melintasiku ketika gadis tadi lewat disampingku, tapi aku tak lagi peduli akan itu. “ ini bukanlah urusanmu!” ucapmu dingin dan kembali mematung tanpa satupun kata yang kau ucapkan. “ baik… kau benar semua ini memang bukan urusanku, tapi ketika aku ikut terluka karenanya maka saat itu juga aku katakan jika semua ini akan menjadi urusanku!” ucapku lantang, amarah dan kesedihan tak lagi dapat kukendalikan kini, aku tak faham antara kebencian dan kekecewaan yang kini kurasakan. Kau tetap terdiam lalu beranjak meninggalkanku, aku terdiam mencoba memahami semua ini akan tetapi aku tak mengerti mengapa sikapmu bisa berubah menjadi seperti ini? Apa yang telah kulakukan hingga kau menjadi begitu dingin padaku, apakah ada dari sikapku yang membuatmu kesal atau adakah dari diriku yang telah melukai perasaanmu? Namun kau bahkan tak mau membalas dan mengangkat setiap telepon dan pesan dariku, semua ini semakin membuatku terluka terutama ketika mengingat bagaimana tadi kau bersama wanita lain.
          Aku bersandar pada sebuah pohon besar didepan sekolahku, sambil menatap bayangan kosong aku memutar-mutarkan dandelion putih yang banyak tumbuh di sekitar sini, sambil membayangkan bagaimana kejadian tadi berlanjut tanpa adanya diriku mungkinkah kau dan dirinya telah menjalin hubungan? lantas bagaimana dengan diriku? Kau bahkan belum mengakhiri hubungan kita yang sebenarnya tak ingin kuakhiri, namun jika harus akupun tak dapat menghentikannya. Tiba-tiba aku melihat seseorang berjalan dihadapanku, kutatap kearah orang itu dan ternyata itu adalah dirimu, kau berjalan begitu saja tanpa mempedulikanku, mungkinkah itu adalah pertanda jika kau telah benar-benar tak mencintaiku, namun mengapa kau menjadi seperti ini? Mengapa kau menggantungkanku dalam ketidak pastian yang begitu tak kusuka, sebuah ketidak pastian akan cinta atau benci. Aku lantas bangkit dan mendekapmu dari belakang, merasakan bagaimana tubuhmu didekapanku tapi aku tak merasakan apapu selain rasa dingin yang kini menjalar ketubuhku, bahkan tak ada sedikitpun respon darimu, entah itu sebuah penolakan atau apapun sama sekali tak kau lakukan, kau hanya mematung sambil menatap kedepan. “ Daniel… haruskah kau seperti ini? Haruskah kau menggantungku seperti sekarang ini? Sudah cukup kau bersikap dingin padaku, namun bahkan tadi pagi kau menghianatiku dengan bersamanya, sebenarnya apa yang terjadi padamu? Katakan padaku apa yang telah membuatmu seperti sekarang ini? Katakan bagaimana bisa kau melakukan hal semacam ini Daniel…?” teriakku sambil menitihkan airmata, tak bisa kupercaya tangisan yang saat ini mengalir dipelupuk mataku tak lagi dapat meluluhkanmu, padahal duhulu kau berkata jika hatimu akan begitu terluka ketika melihatku menangis, akan tetapi kenapa kini kau seolah tak peduli dengan airmataku? Kenapa kau tak peduli dengan semua tangisanku yang begitu menyedihkan ini? Dan justru hanya terdiam membeku tanpa satupun alasan yang jelas. “ aku tanya kenapa bisa kau seperti ini? Dimana…. Dimana hatimu Daniel? Kau pergi ninggalin aku tanpa alasan yang jelas? Sekalipun semua ini karena aku seharusnya kamu bilang apa salah aku? Tapi kenapa kamu malah kayak gini Niel?” betakku tanpa hentinya menitihkan airmata, tanpa terasa waktu telah begitu lama berlalu, namun tak ada satupun kata yang kau ucapkan atas pembelaanmu seolah kau menerima jika aku menyalahkanmu atas segala rasa sakit dan terlukanya hatiku ini, akan tetapi ini tak adil bagiku karena aku tak akan bisa menyalahkanmu atas segala hal yang tak jelas ini. “ Daniel jawab aku……” teriakku sekali lagi dengan linangan airmata, tubuhku telah lemas dan mungkin ini adalah terakhir kalinya aku dapat menanyakannya padamu dan jika kau tetap tak mau menjawabnya maka kuanggap semuanya selesai, akan kuanggap tak ada alasan atas berakhirnya hubungan kita dan kuanggap semua itu hanyalah sebuah peristiwa buruk dalam hidupku yang tak sempurna. “ itu salahku… semua itu terjadi karena aku rasa semua yang kita lalui ini salah! Tapi ternyata akulah yang salah, aku kira semua perasaanku selama ini hanyalah rasa simpati, tapi waktu aku menjauh dan mencoba untuk mencari penggantimu semuanya tak berubah karena buktinya aku tetap terluka karenanya!” ucapmu ragu sambil berbalik menghadapku. “ lalu apa artinya hubungan kita akan tetap baik-baik saja?” tanyaku polos, tapi kau hanya terdiam, lalu. “ tidak juga, karena aku menganggap jika semua yang kita jalani ini adalah sebuah kesalahan maka mulai sekarang lupakanlah aku! Mulailah untuk hidup seperti biasa, anggap saja apa yang selama ini kita berdua rasakan adalah sebuah mimpi buruk dan kini kau telah terbangun untuk melupakan semua mimpi buruk itu!” ucapmu lirih, kurasakan hatimu begitu terluka ketika mengucapkannya, akan tetapi satu hal yang tak kumengerti mengapa kau mengatakan hal yang akan membuatmu terluka seperti ini. “ k-kenapa? Enggak Niel aku gak bakal ngelupain kamu ataupun mau putus sama kamu! Kamu lihat gimana selama beberapa hari ini aku seperti orang bodoh tanpa kamu dan sekarang kamu mau kita pisah, aku gak bakal bisa ngelakuin itu, selama ini aku terus sama kamu dan sekarang kamu mau kita putus?” ucapku menolak perkataan yang kau ucapkan barusan. “ Dinda… kamu harus bisa, aku yakin kamu bisa karena aku gak pantes buat kamu, orang kayak aku gak bakal bisa buat kamu bahagia! Jadi kamu harus ngelupain aku!” ucapmu sambil memegang bahuku, lalu kau pergi begitu saja tanpa mau mendengar ucapanku lagi akan tetapi aku tak dapat membiarkan itu, langsung kudekap dirimu dari belakang tuk menahanmu agar berada disisiku. “ aku gak bisa ngelakuin semua itu! Kenapa Niel, kenapa kamu bisa kayak gini, aku tanya dimana hatimu sampe tega ngelakuin semua ini ke aku?” ucapku pedih dan airmatapun kembali mengalir di kedua pelupuk mataku yang berbinar.


THE END


semoga bsa menginspirasi bwt kalian....
qu berhrp gc da yg menyalahgunakan karyaku ^_^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar